IST Ilustrasi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) yang dipublikasikan Agustus 2010 menyebutkan harga properti residensial masih mengalami kenaikan pada semua tipe. Namun, kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (secara triwulanan 1,37 persen).
Secara triwulanan (qtq), indeks harga naik sebesar 1,04 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga pada triwulan sebelumnya (0,70 persen). Kenaikan harga properti residensial, menurut sebagian besar responden, terutama berasal dari kenaikan harga bahan bangunan dan tingginya upah pekerja.
Berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di wilayah Bandung yaitu sebesar 1,78 persen (qtq) terutama pada rumah tipe kecil (3,46 persen).
Sementara itu, untuk wilayah Jabodebek dan Banten, kenaikan harga properti residensial pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 1,19 persen, lebih tinggi dari kenaikan harga pada triwulan sebelumnya (0,72 persen).
Bagaimana untuk Triwulan III-2010, SHPR BI memprediksi kenaikan harga properti residensial diperkirakan masih akan berlanjut, namun dengan kenaikan yang melambat.
Dijelaskan, secara triwulanan (qtq), harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan yang melambat sebesar 0,22 persen dengan kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe besar (0,26 persen), sementara berdasarkan regional terjadi di di wilayah Bandar Lampung (1,50 persen).
Sementara secara tahunan (yoy), harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 2,66 persen dengan kenaikan tertinggi diperkirakan terjadi di rumah tipe kecil (3,26 persen), sementara berdasarkan regional terjadi di wilayah Makassar (4,31 persen). Kenaikan harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan ini juga terjadi di wilayah Jabodebek dan Banten.
Dikofirmasi soal ini Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi DPP REI Djoko Slamet Utomo mengatakan meski naik namun kenaikan harga properti tidaklah terlalu besar. “Meski naik sedikit tapi kan juga diikuti dengan daya beli masyarakat yang juga membaik,” kata Djoko kepada Tribunnews.com hari ini.
Dijelaskan membaiknya daya beli masyarakat terhadap properti (rumah, apartemen, rumah toko, dan sebagainya) itu juga disebabkan karena suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah) yang ditawarkan bank cukup menggiurkan. ‘Sudah dibawah dua digit (10 persen),” kata Dojoko.
SHPR BI merupakan survei triwulanan BI terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di 14 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, Pontianak, Jabotabek, dan Makassar.
Jumlah responden mencakup 45 pengembang utama di wilayah Jabodebek-Banten, dan sekitar 215 pengembang di 13 Kantor Bank Indonesia (KBI). Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya.
Adapun tipe banguan rumah yakni tipe kecil (luas bangunan sampai 36m2) , tipe menengah (luas bangunan >36m2 sampai 70m2) dan tipe besar (luas bangunan > 70m2).(*)
Penulis : hasanuddin_aco
Editor : Juang_Naibaho
Sumber : http://www.tribunnews.com/2010/08/22/harga-rumah-tipe-besar-diprediksi-cenderung-naik