Archive for August, 2010

Intiland Agresif Bangun Rumah & Apartemen

INILAH.COM, Jakarta – PT Intiland Development Tbk (DILD) tampakanya agresif membangun perumahan, apartemen dan kantor tahun depan.

Demikian dikatakan Sekretaris Perusahaan Intiland, Theresia Rustandi. Pembangunan perumahan dan apartemen memberikan kontribusi untuk pendapatan perseroan hingga 80%, dibandingkan hotel hanya 20%. “Jadi kita harus tetap membangun untuk dijual belum untuk di sewakan,” ujarnya.

Dijabarkannya, Intiland akan membangun kantor dan perumahan yang berlokasi di TB Simatupang dengan luar tanah sekitar 7 herktar. “Tahan ini milik salah satu pemegang saham, namun ia tetap memiliki 10% dan Intiland 90%,” urainya.

Dana pembangunan kantor dan perumahan memakan biaya 50% dati hasil penerbitan rights issue sekitar Rp2,073 triliun.

Selain di TB Simatupang, Intiland pun akan membangun kawasan perumahan di Tangerang dengan luas tanah sekitar 500 hektar. Namun, 150 hektar lahan masih dalam tahap pembebasan, sedangkan 350 hektar sudah siap dibangun. Dana pembebasan lahan ini diperoleh dari rights issue sekitar 50%nya. “Pembangunan perumahan ini nantinya kita JV dengan swasta guna membiayai,” ujarnya.

Mengenai masalah kontrak, lanjutnya masih belum dibicarakan sebab pembangunan baru akan berjalan tahun depan. “Kontraktornya nanti akan dibicarakan jika sudah mau berjalan,” paparnya. [hid]

Sumber: Dari Sini

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  🙂

Leave a comment »

Trend Budget Hotel

Setelah sukses dengan program visit Indonesia year di tahun 2009 yang telah meningkatkan kepariwisataan Indonesia. Di Tahun 2010 Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata akan melaksanakan kurang lebih program yang sama. Mengajak wisatawan asing maupun domestik untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia

Untuk saat ini perkembangan wisatawan asing atau domestik atau backpacker sangat meningkat. Terlihat di beberapa kota sebagai tujuan wisatawan seperti, Bali, Yogyakarta, maupun Bandung saat liburan tiba, semua penginapan di wilayah tersebut full booked. Agak sulit mencari penginapan saat musim liburan. Sehingga bagi kita yang ingin berlibur harus reserved dari jauh-jauh hari agar bisa dapat penginapan yang sesuai dengan budget kita.

Hal yang paling penting dipersiapkan untuk liburan adalah budgeting selain kesehatan kita tentunya. Nah bicara mengenai budgeting harus disesuaikan dengan apa yang ingin kita lakukan di tempat wisata tersebut, ingin Backpacker dengan biaya yang lebih rendah atau ingin wisata dengan nyaman dan biaya pun agak mahal. Lalu juga survey harga untuk tempat tinggal kita selama berwisata. Pilihan tempat tinggal bisa hotel ataupun villa atau rumah penduduk sekitar yang bisa kita sewa. Semua pilihan penginapan tergantung dari budget & gaya liburan kita.

Liburan dengan budget yang tinggi bukanlah hal yang istimewa untuk dibicarakan. Lalu, bagaimana jika anggaran liburan kita pas-pasan? Tentu bukan hal yang gampang, karena harus memperhitungkan dengan hati-hati pengeluaran mana yang harus diciutkan nanti. Jika problem seperti ini, hotel murah dijadikan pilihan sebagai tempat menginap selama liburan nanti.

Ini ada beberapa referensi hotel di wilayah Bali, Bandung, dan Yogyakarta untuk yang ingin berwisata kesana atau backpacking kesana dengan hotel yang murah, nyaman, dan sesuai budget tentunya :

Bali :

Tune Hotels

Hotel yang terletak di kuta ini dilengkapi fasilitas yang lengkap, 6 menit berjalan dari pantai kuta, dekat dengan shopping center dan dining area di jalan pantai kuta. Dengan harga yang hemat cocok bagi kantong backpacker.

Lokasi: Jl.Kahyangan Suci (off jalan pantai kuta), kuta, Bali, Indonesia

Untuk Harga : Rp 180.000 / malam

Bandung :

Graha Sartika Hotel

Hotel dengan biaya ringan yang cocok untuk kantong backpacker, terletak di kawasan yang strategis, cocok untuk dijadikan tujuan wisata di kota Bandung.

Lokasi : Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 42 Bandung , telp : 022-7312516, 022-7303369

Untuk Harga : Standard Room Rp.150.000 (non AC) – Executive Room Rp. 180.000 (AC)

Yogyakarta:

Hotel Agung Mas

Dibangun dalam kemegahan arsitektur serta nuansa tradisional dalam interior yang kental. Rasakan kehangatan sapaan dan senyuman ketika Anda berkunjung.

Lokasi: Jl. Hos Cokroaminoto 108 Jogya, phone: +62 274 619576, +62 274 619782.

Untuk Harga: Kamar Kusumo Rp.93.500 include tv 14”, cold water, fan

Itu beberapa referensi hotel murah di Bali, Bandung, dan Yogyakarta.Bisa dijadikan pertimbangan untuk membuat budgeting liburan nanti. Liburan nyaman dengan biaya ringan .

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  🙂

Leave a comment »

Suku bunga stabil, sektor properti panen

Suku bunga stabil, sektor properti panen

Suku bunga stabil, sektor properti panen

Jakarta. Pasar properti di semester II ini diperkirakan bakal tetap semarak. Salah satu penyebabnya, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate tetap bertahan di level 6,5% sehingga bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pun stabil.

Di paro kedua 2010 ini, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) optimistis mampu meraih penjualan senilai Rp 1 triliun. Maklum di semester I-2010 penjualan SMRA naik 26,7% menjadi Rp 677 miliar.

Direktur Keuangan SMRA Michael Yong menyebutkan, penjualan proyek Royal Orchard Kelapa Gading akan menjadi penopang utama pendapatan SMRA. “Kami sudah mulai tawarkan pada akhir Juli dan sudah terjual 90%,” ujar Michael, pekan lalu.

Sarina Lesmina, Analis CLSA Asia Pacific Markets, meramalkan pendapatan SMRA tahun ini akan tembus Rp 1,62 triliun. “Laba bersihnya bisa sekitar Rp 223 miliar,” ujarnya.

Tak mau kalah, PT Bumi Serpong Damai (BSDE) juga optimistis, penjualannya bakal melejit. Direktur BSDE Hermawan Wijaya meyakini, penjualan BSDE bisa mencapai
Rp 2 triliun.

Dia pun yakin, BSDE tidak kesulitan mencapai target laba bersih Rp 355 miliar. Pasalnya di semester II ini, BSDE akan merilis proyek residensial dan komersial baru senilai Rp 310 miliar. Selain itu, BSDE masih memiliki proyek industri senilai Rp 259 miliar. Natalia Sutanto, Analis Bahana Securities, memprediksi, hingga akhir 2010 BSDE bisa meraup pendapatan Rp 1,51 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 386 miliar.

Optimisme juga datang dari PT Alam Sutera Tbk (ASRI) yang yakin tahun ini mampu meraih pendapatan sebesar Rp 800 miliar. Selain mengandalkan proyek di Serpong dan Tangerang, ASRI bakal berekspansi ke Bali mengembangkan kawasan resor. “Kami berencana beli lahan awal sekitar 10 hektare di Bali,” kata Sekretaris Perusahaan ASRI Hendra Kurniawan.

Analis Danareksa Sekuritas Lidya Suwandi memperkirakan penjualan ASRI bakal tumbuh 20% tahun ini. Dalam riset terakhirnya, Lidya mencatat, selama Januari-Februari 2010, harga jual tanah di Alam Sutera rata-rata Rp 4,97 juta per meter persegi (m²), naik dari Rp 4,25 juta per m² pada periode sama 2009.

Sementara itu PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menaksir penjualannya tahun ini akan tembus Rp 1,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi awal sebesar Rp 1,2 triliun. “Pendapatan kami mungkin tumbuh hingga 40% menjadi Rp 1,5 triliun,” ujar Hiramsyah Thaib, Direktur Utama PT Bakrieland Development Tbk.

Sumber : http://investasi.kontan.co.id/v2/read/investasi/45066/Suku-bunga-stabil-sektor-properti-panen

Leave a comment »

Lebaran, Penjualan Rumah Menurun Di Surabaya

SURABAYA- Penjualan properti residensial atau rumah hunian di Surabaya melonjak hingga 10 % selama semester satu tahun 2010. Peningkatan penjualan properti residensial itu sejalan dengan tingginya permintaan rumah khususnya tipe menengah.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris REI Jatim, Noer Wakhid, Senin (23/8). “Untuk semester 1 tahun ini menunjukkan peningkatan 10 % dibanding pada semester yang sama tahun lalu. Peningkatan itu di dominasi oleh rumah tipe menengah ke atas,” ucapnya ketika dihubungi Surabaya Post melalui telepon, Senin (23/8)
Dikatakan Nur Wakhid, pada semester satu tahun 2009 rumah tipe menengah yang terjual 400 unit. Sedangkan pada semester satu tahun ini meningkat menjadi 600 unit.
Kondisi penawaran rumah maupun permintaan rumah yang relatif stabil ini diperkirakan masih akan berlanjut pada semester dua tahun 2010. “Peningkatannya sangat signifikan dan diprediksi akan berlanjut sampai akhir tahun. Kita menargetkan bisa mencapai 40 % peningkatannya,” ujar Wachid
Walaupun begitu, untuk momen menjelang Lebaran ini, menurut Wachid penjualan rumah sedikit mengalami penurunan, karena masyarakat lebih terkonsentrasi untuk mempersiapkan kebutuhan lebaran. Tapi, kondisi tersebut hanya berjalan sebentar dan akan kembali normal yang akhirnya menunjukkan peningkatan. “Mereka bukan tidak mau membeli, tapi hanya menunda,” katanya.
Menurut Noer Wakhid, tingginya permintaan itu diakibatkan karena kondisi bunga kredit yang stabil akibat perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Kondisi bunga kredit yang stabil membuat masyarakat antusias membeli rumah karena ada kepastian.
“Karena kondisi bunga kredit yang stabil, masyarakat makin percaya karena ada kepastian,” tambahnya.
Untuk pendanaannya, sebagian besar konsumen (82 %) masih memilih Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial. Sebagian besar menggunakan kredit jangka panjang antara 5 tahun-15 tahun.
Dikatakan Noer Wakhid, tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan untuk pembelian rumah umumnya berkisar antara 10 % -12 %. Di samping melalui fasilitas KPR, menurut Wachid sebanyak 15,3% konsumen memilih menggunakan fasilitas pembayaran secara tunai bertahap, dan sebagian kecil (3,7 %) dilakukan dalam bentuk tunai (cash keras).
“Karena bunga stabil, kebanyakan mereka memanfaatkan fasilitas KPR dari Bank. Sebanyak 82 % untuk KPR, 15,3 % tunai bertahap, dan sisanya dalam bentuk tunai langsung,” ungkapnya.
Untuk pembelian rumah hunian tipe menengah didominasi oleh masyarakat perkotaan yang berada di pinggiran kota Surabaya. Dari 600 unit yang terjual, 420 unit dibeli oleh mereka yang tinggal di pinggiran kota Surabaya. “Kebanyakan sih warga Surabaya yang hidup di pinggiran. Untuk warga pusat kota, kecenderungannya sekarang lebih ke apartemen,” ujarnya.
Ditambahkan Noer Wakhid, untuk pengembang, umumnya masih mengutamakan sumber pendanaan internal terutama untuk penyediaan lahan. Sedangkan untuk pembangunan rumah, sebagian masih menggunakan dana eksternal seperti dari bank. “Untuk penyediaan lahan (tanah) 100 % merupakan sumber dana internal. Sedangkan untuk pembangunan rumahnya sekitar 70 % adalah sumber dana internal dan 30 % dari sumbr dana yang berasal dari Bank. Karena berkaitan dengan KPR nantinya,” ujarnya. m11

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=875668539d0d91f5501966dfe31fa372&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5

Leave a comment »

Harga Rumah Tipe Besar Diprediksi Cenderung Naik

IST Ilustrasi

IST Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) yang dipublikasikan Agustus 2010 menyebutkan harga properti residensial masih mengalami kenaikan pada semua tipe. Namun, kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (secara triwulanan 1,37 persen).

Secara triwulanan (qtq), indeks harga naik sebesar 1,04 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga pada triwulan sebelumnya (0,70 persen). Kenaikan harga properti residensial, menurut sebagian besar responden, terutama berasal dari kenaikan harga bahan bangunan dan tingginya upah pekerja.

Berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di wilayah Bandung yaitu sebesar 1,78 persen (qtq) terutama pada rumah tipe kecil (3,46 persen).

Sementara itu, untuk wilayah Jabodebek dan Banten, kenaikan harga properti residensial pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 1,19 persen, lebih tinggi dari kenaikan harga pada triwulan sebelumnya (0,72 persen).

Bagaimana untuk Triwulan III-2010, SHPR BI memprediksi kenaikan harga properti residensial diperkirakan masih akan berlanjut, namun dengan kenaikan yang melambat.

Dijelaskan, secara triwulanan (qtq), harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan yang melambat sebesar 0,22 persen dengan kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe besar (0,26 persen), sementara berdasarkan regional terjadi di di wilayah Bandar Lampung (1,50 persen).

Sementara secara tahunan (yoy), harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 2,66 persen dengan kenaikan tertinggi diperkirakan terjadi di rumah tipe kecil (3,26 persen), sementara berdasarkan regional terjadi di wilayah Makassar (4,31 persen). Kenaikan harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan ini juga terjadi di wilayah Jabodebek dan Banten.

Dikofirmasi soal ini Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi DPP REI Djoko Slamet Utomo mengatakan meski naik namun kenaikan harga properti tidaklah terlalu besar. “Meski naik sedikit tapi kan juga diikuti dengan daya beli masyarakat yang juga membaik,” kata Djoko kepada Tribunnews.com hari ini.

Dijelaskan membaiknya daya beli masyarakat terhadap properti (rumah, apartemen, rumah toko, dan sebagainya) itu juga disebabkan karena suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah) yang ditawarkan bank cukup menggiurkan. ‘Sudah dibawah dua digit (10 persen),” kata Dojoko.

SHPR BI merupakan survei triwulanan BI terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di 14 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, Pontianak, Jabotabek, dan Makassar.

Jumlah responden mencakup 45 pengembang utama di wilayah Jabodebek-Banten, dan sekitar 215 pengembang di 13 Kantor Bank Indonesia (KBI). Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya.

Adapun tipe banguan rumah  yakni  tipe  kecil (luas bangunan sampai 36m2) , tipe menengah (luas bangunan >36m2 sampai 70m2) dan tipe besar (luas bangunan > 70m2).(*)

Penulis : hasanuddin_aco
Editor : Juang_Naibaho

Sumber : http://www.tribunnews.com/2010/08/22/harga-rumah-tipe-besar-diprediksi-cenderung-naik

Leave a comment »

Lonjakan Harga Properti di China Mereda

ilustrasi. foto: Koran SI

ilustrasi. foto: Koran SI

BEIJING – Biro Statistik Nasional China (NBS) menyatakan peningkatan harga properti bulan Juli mereda dibandingkan bulan lalu.

Harga rumah di 70 kota utama secara tahunan naik 10,3 persen di Juli atau lebih rendah dibandingkan Juni yang tercatat meningkat 11,4 persen. Ini menunjukkan upaya Pemerintah China untuk meredam spekulasi investasi di real estate mulai berdampak.

“Inflasi harga perumahan melambat dan akan terus mereda pada bulan-bulan mendatang. Tapi, hingga saat ini penurunan yang terjadi bertahap tidak turun secara signifikan,” kata senior analis Royal Bank of Canada Hong Kong Brian Jackson, seperti dikutip dari AFP, Selasa (10/8/2010).

Data bulan Juli merupakan penurunan yoy harga selama tiga bulan berturut-turut setelah Pemerintah mengeluarkan kebijakan pencegahan adanya pemanasan di real estate. Harga properti sempat melonjak 12,8 persen di April atau tertinggi sejak 2005.

Secara bulanan, harga properti tidak berubah dibandingkan Juni. Total penjualan properti tempat tinggal dan komersial bulan Juli turun 15,4 persen yoy menjadi 64,66 juta meter persegi. Nilai transaksi turun 19,3 persen yoy menjadi 306,6 miliar yuan (USD45,3 miliar).(Achmad Senoadi/Koran SI/ade)

Sumber : http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2010/08/10/213/361699/lonjakan-harga-properti-di-china-mereda

Leave a comment »

Bisnis Properti Mampu Tingkatkan Pendapatan Negara

JAKARTA (Pos Kota)-Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa merasa yakin bisnis properti mampu meningkatkan pendapatan negara mengintat Indonesia saat ini dipandang sebagai salah satu tujuan investasi yang cukup baik.

“Prospek bisnis properti kedepan cukup baik. Sejumlah negara menetapkan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi yang cukup baik,” ujarnya, kemarin.

Bisnis properti, kata Menpera,  dapat memberikan kontribusi pada pendapatan negara sekitar 11 hingga 14 persen. Sedangkan untuk perumahan maupun realestat memberikan kontribusi sekitar 9 persen.

Diperkirakan bisnis infrastruktur juga akan terus berkembang mengingat kebutuhan bangunan yang terus meningkat. Dalam hal ini bisnis komponen pendukungnya juga akan ikut membaik.

Kendati bisnis properti kembali membaik  Menpera mengingatkan semua pihak untuk tetap berhati-hati. Berdasarkan pengalaman sebelumnya   bisnis properti langsung ambruk seiring  memburuknya kondisi perekonomian negara.

Khusus untuk Jabotabek properti yang keliahatannya semakin berkembang adalah hunian vertikal. Ini berkaitan dengan semakin terbatasnya lahan sehingga harganya semakin sulit dijangkau. (faisal/B)

Sumber : http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/08/20/bisnis-properti-mampu-tingkatkan-pendapatan-negara

Leave a comment »

Mari Beli Rumah Murah via Lelang

Kalau Anda membeli rumah sekunder dari agen properti ataupun pemiliknya, itu sudah biasa. Namun, membeli rumah tersebut via lelang, pernahkah terpikir oleh Anda? Bila tak pernah terpikir, itu tak janggal. Sebab, membeli rumah sekunder via lelang memang bisa dikatakan belum terlalu dikenal.

Padahal, dari situ, Anda bisa mendapatkan sejumlah keuntungan. Yakni, bisa mendapatkan rumah berharga murah, di bawah harga pasar. Sudah begitu, kualitas rumah tersebut bisa saja masih bagus. Menarik, bukan?

Bagaimana sih seluk-beluk beli rumah sekunder via lelang? Mari kita simak bersama sejumlah penjelasan tentang itu :

  1. Untuk bisa beli rumah sekunder via pelelangan, jelas Anda tak bisa langsung berhubungan dengan pemilik aset. Namun, mesti berhubungan dengan balai lelang pemerintah ataupun swasta yang ditunjuk oleh pihak pemohon lelang. Biasanya, yang dilelang adalah rumah yang disita bank, lantas dilelang. Bank sering memublikasikan adanya rumah yang dilelang via media massa. Juga,di kantor mereka, bank pun sering memberitahukan keberadaan rumah—ataupun properti lain—yang akan dilelang. Nah, di sisi lain, ada pula rumah yang dilelang bukan karena disita pihak lain. Namun, karena sang empunya secara suka rela menyerahkan untuk dilelang.
  2. Untuk bisa mengikuti lelang rumah sekunder , Anda perlu mengikuti sejumlah aturan. Antara lain, mesti membayar uang jaminan dengan nilai tertentu ke penyelenggara lelang. Biasanya, nilai uang tersebut sebesar 20% sampai 50% dari batas taksiran terendah harga rumah yang dilelang—bila tidak menang lelang, tentu uang tersebut dikembalikan. Pun, Anda mesti memenuhi sejumlah tetek bengek administratif. Misalnya salinan KTP alias Kartu Tanda Penduduk.
  3. Sudah tentu, dalam lelang, bila menawarkan harga tertinggi, Anda dinyatakan sebagai pemenang lelang. Dan berhak memiliki rumah yang diincar. Anda lantas mesti melunasi pembayaran harga rumah itu. Lantas, Risalah Lelang akan diberikan ke Anda. Itu merupakan sejenis Akta Jual Beli yang digunakan dalam pengurusan balik nama sertifikat rumah, juga digunakan dalam membayar BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan: semacam pajak yang dikenakan untuk transaksi jual beli tanah dan bangunan).
  4. Sekadar informasi, membeli rumah sekunder  via lelang memang kadang-kadang mesti punya otot ekstra kuat. Maklum, konsekuensi hukum bisa saja datang sewaktu-waktu. Khususnya bila rumah itu merupakan aset sitaan. Bila rumah sekunder yang Anda beli dilelang oleh balai lelang pemerintah lewat penetapan pengadilan, Anda perlu lebih cermat. Di sini, bisa saja rumah tersebut masih dikuasai oleh pemilik jaminan alias belum dikosongkan. Alhasil, begitu memenangkan lelang, Anda mesti mengajukan permohonan pengosongan kepada Pengadilan Negeri tempat rumah itu berada. Atau, bila enggan adu urat saraf, Anda perlu bernegosiasi dengan penghuni dalam memberikan uang damai. Mencegah hal seperti itu terjadi, sebaiknya Anda melakukan hal ini: mencek dengan teliti—antara lain dengan melihat langsung—kondisi rumah yang akan dilelang.
  5. Ada satu hal lagi yang penting. Yakni, sebenarnya yang bisa dibeli via lelang tak semata-mata rumah sekunder. Ya, Anda tepat: rumah primer pun kadang-kadang bisa dibeli via lelang. Hal itu terjadi bila pihak pengembang menginginkan efisiensi waktu dan biaya pemasaran/penjualan rumah ataupun apartemen . Maklum, cukup lewat sekali aktivitas penjualan (lelang), properti yang dijual bisa ludes. Tak seperti lewat aktivitas pemasaran konvensional yang makan waktu lama, bisa berbulan-bulan. Namun, di Indonesia, penjualan rumah primer via lelang bisa dikatakan belum menjamur. Itu tak sama dengan di sejumlah negara lain.
Dhit/Berbagai Sumber
Foto: Gettyimages/Heinemann
Sumber : http://www.propertykita.com/read/articles/486/Tips/Mari-Beli-Rumah-Murah-via-Lelang

Leave a comment »

Lah, Ada Perilaku yang Tidak Green

Lah, tanpa kita sadari, ternyata beberapa perilaku yang sehari-hari kita anggap lazim dilakukan, sama sekali tak mendukung penanggulangan bahaya pemanasan global.
Tentu, perilaku tersebut mesti kita raibkan. Dengan demikian, kita semua berperan serta memangkas tingkat pemanasan global.
Berikut ini beberapa perilaku nan tak ramah lingkungan tersebut :

  1. Tidak segera mencabut charger telepon genggam dari colokan listrik. Sebagian di antara kita acap lalai: tak mencabut charger telepon genggam dari colokan listrik dalam jangka waktu lama. Padahal, jelas bahwa dalam hal itu ada energi (listrik) yang mubazir. Jadi, saat baterei telepon genggam penuh, segeralah melakukan pencabutan tersebut.

  2. Tidak mematikan kran saat tengah menggosok gigi ataupun mencukur kumis di wastafel. Tahukah Anda bahwa menggosok gigi sementara air terus mengucur di kran, merupakan satu pemborosan? Bayangkan, dari situ, air yang terbuang percuma bisa mencapai 9 liter. Maka, rajinlah mengontrol pemakaian air saat menggosok gigi di wastafel, demikian pula saat mencukur kumis ataupun jenggot.

  3. Tidak menggunakan kantong plastik berulang kali. Jangan langsung buang kantong plastik yang Anda dapatkan usai membeli sesuatu dari toko ataupun warung. Simpan, dan gunakan berulang kali. Ingat: kantong plastik perlu waktu sangat panjang untuk didaur ulang Bumi. Oh, ya, lebih baik lagi bila Anda menggunakan kantong plastik belanja untuk dipakai berulang kali—berukuran besar—yang kini rajin ditawarkan di pasar swalayan.

  4. Melulu menggunakan selang saat mencuci kendaraan bermotor. Gunakan ember dan gayung untuk mencuci kendaraan bermotor, jangan melulu andalkan aliran air deras dari selang. Dengan cara ini, Anda mengirit penggunaan air bersih.

  5. Tidak menggunakan shower saat mandi. Sebenarnya, mandi dengan gayung lebih boros air ketimbang dengan shower. Alhasil, tatkala di kamar mandi Anda ada shower, gunakanlah.

  6. Tidak mematikan lampu ataupun peralatan elektronik yang tak digunakan. Kita semua mungkin sering melakukan hal tersebut, bahkan telah membiasakan hal tersebut. Bayangkan, televisi dibiarkan melulu hidup tanpa ada yang menonton. Atau, saat pergi untuk waktu lama, pendingin udara ataupun kipas angin di kamar terus beroperasi. Semua itu tentu berujung ke pemborosan energi (listrik): satu perilaku yang jelas tak ramah terhadap kesinambungan Bumi kita tercinta.

Dhit/Berbagai Sumber

Foto: Gettyimages/ Mcmillan Digital Art

Leave a comment »